Menu Tutup

Belakang Layar Progresifnya Desa, Ada Pelajar NU Ujungnegoro yang Berjuang Dengan Dukungan dan Doa Para Masyayikh

Sambung tali silaturahmi kembali diadakan oleh PR IPNU & IPPNU Desa Ujungnegoro dalam kegiatan bertajuk Halal Bi Halal, pada Kamis, (11/04/2024). Kegiatan ini dilakukan oleh anggota Pelajar NU Ujungnegoro dalam rangka sambung silaturahmi antara pelajar NU dengan kepala desa, kyai kampung, dan pembina IPNU IPPNU yang sudah dulu berjuang di masyarakat Desa Ujungnegoro.

Kegiatan dengan tujuan kembali ke hari yang fitri ini mengajarkan antara kasih sayang orang tua (Ranting NU) dan anak (IPNU IPPNU) harus bersama-sama dalam berkontribusi di masyarakat. Dengan adanya kolaborasi yang harmonis ini akan menimbulkan kepercayaan demi terciptanya Desa Ujungnegoro yang guyub rukun. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Kepala Desa Ujungnegoro Ibu Absah Erviana S.H.

“Saya bangga terhadap adik-adik IPNU IPPNU. Harapannya bisa lebih kompak, dadi anggota IPNU wes disumpah wes dilantik yo sepantasnya harus bertanggung jawab dan diupayakan kontribusinya dalam bermasyarakat,” tuturnya.

Bukan tidak mungkin, karena kontribusi Pelajar NU dalam bermasyarakat di Desa Ujungnegoro sangat bagus. Terbukti dengan adanya kegiatan positif yang digagas selalu mendapat dukungan penuh dari kepala desa. Dan Pelajar NU Ujungnegoro selalu mendapatkan perhatian lebih berkat kerja nyatanya mengolah kegiatan desa maupun program kerja. Hal seperti yang tentunya perlu ditingkatkan. Dengan adanya silaturahmi ini juga sebagai wadah berkeluh kesah dalam bermasyarakat.

Kegiatan dimulai dengan datang kerumah masing-masing kyai. Dipandu pembawa acara yang akan menyampaikan ucapan salam silaturahmi, sugeng riyadhi, permohonan maaf dalam ber khidmat jika ada kekurangan, dan terakhir nasihat yang dibarengi ziyadah doa untuk kelancaran khidmat PR IPNU-IPPNU Desa Ujungnegoro.

Pasalnya, dengan adanya kegiatan ini pelajar NU bisa belajar secara langsung memperbaiki diri, saling bertukar pemikiran demi terlaksananya organisasi yang lebih baik lagi. Dalam kesempatan ini kami mendapatkan banyak sekali wejangan positif dari para kyai kampung yang harapanya bisa kami realisasikan demi terciptanya organisasi yang baik.

Dalam sambutannya Bapak Kyai Karomat selaku Rois Syuriah Desa Ujungnegoro menuturkan, “Suatu hari Mbah Kholil ora gelem mulang. Banjur Mbah Hasyim ngumpulke santrine kagem takon babakan mau. Sak banjure Mbah Hasyim tanglet kalian Mbah Kholil. Jebule, Mbah Kholil kelangan cincin seng tibo neng septic tank. Santri yang lain tidak memperdulikan. Tapi Mbah Hasyim mencari sampai masuk sapiteng. Dicuci cincinya di paringke sama Mbah Kholil. Mbah Kholil ngendikan, yen wes cukup ilmumu,” jelasnya.

Kita sebagai Pelajar NU yang ingin dianggap santrinya Mbah Kyai Hasyim Asy’ari pada dasarnya juga perlu meneladani beliau. Menyambung silaturahmi juga termasuk menyambung kasih dan bukti ketaatan antara seorang murid (Pelajar NU) dan guru (kyai kampung). Kita perlu kembali mengaca terhadap perjuangan dan sepak terjang mereka ketika berkhidmat, agar bisa dijadikan evaluasi dan berbenah organisasi pada masanya.

Doa, dukungan dan support yang baik perihal silaturahmi ini sangat penting demi kelancaran organisasi. Kelancaran acara demi acara juga tak luput dari ridho dan doa para masyayikh berkat beliaulah sampai di titik ini kita bisa merasakan indahnya berkhidmat di NU.

Pewarta : Asasul Muzamil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *