Pecalungan – pelajarnubatang.or.id || Kaderisasi merupakan jantung pergerakan organisasi, dan hal itu disadari betul oleh Pimpinan Cabang (PC) IPNU IPPNU Kabupaten Batang. Melalui kegiatan Latihan Instruktur dan Latihan Pelatih (Latin-Latpel), PC IPNU IPPNU Batang mendorong lahirnya kader-kader unggul yang siap menjadi ujung tombak penggerak di tingkat bawah.
Acara yang berlangsung selama empat hari pada Kamis-Ahad, (26-29/06/2025) di SMK Ma’arif NU Pecalungan tersebut mengusung tema “Mengakar Kuat, Tumbuh Hebat, Teduh Bermanfaat.” Saat diwawancarai secara daring, Abdurrahmat selaku Wakil Ketua II (Bidang Kaderisasi) PC IPNU Batang menyampaikan bahwa Latpel memiliki peran strategis, bukan hanya sebagai jenjang lanjutan non formal dalam kaderisasi, melainkan juga sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas kader.
“Teman-teman alumni Latpel ke depan diharapkan menjadi garda terdepan di PAC masing-masing. Tidak hanya mampu melatih, tapi juga bisa meningkatkan kemampuan berbicara, menyampaikan pendapat, dan merancang acara yang menarik serta berdampak,” ungkapnya.
Diketahui, Latpel tidak masuk dalam kategori kaderisasi formal seperti Makesta dan Lakmud, tetapi tetap menjadi bagian penting dalam proses penguatan organisasi. Dengan perpaduan antara materi dan praktik, kegiatan ini mampu mengasah soft skill dan hard skill kader, terutama dalam konteks pelatihan, public speaking, hingga pengelolaan forum.
“Meskipun sifatnya informal atau semi formal, Latpel ini sangat relevan untuk diikuti oleh kader yang telah menyelesaikan Lakmud. Karena mereka nantinya yang akan banyak membantu PAC dalam menjalankan program kaderisasi di wilayah masing-masing,” tambahnya.
Lebih lanjut, Latpel juga dianggap sebagai solusi konkret atas problematika kaderisasi yang kerap berkutat pada kurangnya SDM instruktur dan pelatih. Para alumni Latpel dipersiapkan untuk mampu tidak hanya mengawal, tetapi juga menganalisis dinamika peserta selama kegiatan, sehingga kaderisasi berjalan lebih berkualitas dan merata.
“Kegiatan Latin dan Latpel memberikan jawaban atas kebutuhan instruktur di ranting dan komisariat. Harapannya, semua peserta bisa mendapatkan porsi yang sama dalam menerima materi dan pendampingan,” pungkasnya.
Ahmad Rizal Fikri, selaku Ketua Panitia Organizing Committee (OC) juga memaparkan tahapan-tahapan yang telah dilalui selama proses penyelenggaraan Latin dan Latpel. Mulai dari pendaftaran yang diikuti oleh 42 orang, dilanjutkan dengan seleksi administrasi yang seluruhnya dinyatakan lolos, hingga tahap Sekolah Kader Berkelanjutan (SKB) yang dilaksanakan dua kali dengan mengusung tema “Falsafah dan Paradigma IPNU IPPNU” serta “Aswaja sebagai Manhajul Fikr dan Manhajul Harakah”.
Tahapan akhir sebelum menjadi peserta resmi adalah screening yang melibatkan PW IPNU dan IPPNU Jawa Tengah sebagai screener bersama tim SC. Dari proses tersebut, hanya 33 peserta yang dinyatakan lolos, dan saat pelaksanaan, 9 di antaranya mengundurkan diri karena alasan pribadi.Untuk RTL,panitia juga mengusung tema besar yaitu rihlah Kaderisasi, yang mengarahkan alumni untuk aktif dalam pengawalan kaderisasi di tingkat kabupaten maupun PAC, termasuk pelibatan dalam Training of Trainer (ToT) dan pengembangan ruang diskusi melalui Kelas Pemikiran Tolhah Mansoer. Program ini menjadi agenda besar yang dirancang sebagai ruang tumbuhnya pemikiran kritis dan keberlanjutan gerakan intelektual kader.
“Persiapan kami memang sangat mepet, kurang lebih hanya tiga bulan. Tapi saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh panitia, baik dari PC maupun panitia lokal PAC Pecalungan. Dua hal yang ingin saya sampaikan, terima kasih atas kerja samanya, dan mohon maaf atas segala kekurangan. Kalian luar biasa, kolaborasi yang luar biasa. Good job untuk semuanya,” ujar Ketua Panitia OC dengan penuh haru.
Pewarta : Solekha
Editor : Bagas Adiakso


