Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) merupakan sebuah badan otonom dari Jamiyyah Nahdlatul Ulama yang beranggotakan para pelajar. Semangat pergerakan hilir mudik terus berganti dengan semangat yang tidak pernah padam, ada sebuah nasehat dari Hadrotussyeikh Hasyim Asyari yang membakar semangat para khodimat nahdliyin salah satunya IPNU IPPNU. Hadrotussyekh Hasyim Asyari dawuh “barang siapa yang mau ngurus nahdlatul ulama akan ku anggap sebagai santriku. Siapa yang menjadi santriku akan ku doakan khusnul khotimah beserta anak cucunya”. Bagi kami nasehat tersebut menjadi sebongkah harapan untuk memiliki tekad dan ambisi dalam berkhidmah kepada hadrotussyeikh melalui organisasi, seyogya sebagai santri meskipun dengan organisasi setidaknya kita tidak lupa dengan esensi santri yaitu mengaji dan mengkaji.
Membahas tentang nyantri di organisasi, Nahdlatul Ulama memiliki sebuah kitab yang wajib dikaji, dipahami dan diamaliyyahkan dalam berorganisasi terutama para pelajar (IPNU dan IPPNU) sebagai landasan dalam berorganisasi. Muqodimmah Qanun Asasi, merupakan sebuah kitab yang berisikan muqodimmah pidato Rais Akbar Nahdlatul Ulama pertama Hadrotussyeikh Hasyim Asyari pada Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 1926. Dalam muqodimmahnya, beliau menyertakan 40 ayat Al Quran, 5 Hadits dan beberapa maqolah dari para sahabat Rasulullah SAW.
Menginterprestasikan dawuh Hadrotussyeikh para paragraf pertama, sejatinya setiap anggota dalam jamiyyah Nahdlatul Ulama tidak sekedar mengurus jamiyyah saja akan tetapi juga memahami yang menjadi dasar dalam organisasi seperti yang tertera pada Muqodimmah Qanun Asasi. Organisasi tidak hanya merujuk pada pemahaman skill sosial tapi juga belajar skill pendidikan dengan melakukan penerapannya dengan skill sosial seperti pemecahan masalah, kepemimpinan dsb.
Jika rekan rekanita renungkan muqodimmah Qanun Asasi maka persoalan dalam beorganisasi mampu mengamalkan dasar dasar yang disampaikan oleh Hadrutusyeikh Hasyim Asyari. Dalam persoalan adab bermusyawarah, Hadrotussyeikh Hasyim Asyari dalam Muqodimmah Qanun Asasi menyertakan sebuah ayat Al Quran yang berbunyi :
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لا يَعْقِلُوْنَ
“Sesungguhnya seburuk-buruk mahluk melata, menurut Allah, ialah mereka yang pekak (tidak mau mendengar kebenaran) dan bisu (tidak mau bertanya dan menuturkan kebenaran) yang tidak berpikir.” (Q.S. Al Anfal:22).
Hadrotussyeikh Hasyim Asyari dalam muqodimmah Qanun Asasi juga menyampaikan asas dalam berkerjsama dan tolong tolong yang terkandung pada ayat Al Quran :
وَتَعَاوُنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan saling tolong menolong kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa; janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat dahsyat siksa Nya.” (Q.S. Al Maidah:2).
Organisasi juga tidak luput dengan sebuah pertengkaran, perselisihan serta konflik-konflik lainnya, Hadrotussyeikh Hasyim Asyari dalam Muqodimmah Qanun Asasi telah memberikan sebuah pedoman sekaligus nasehat dalam sebuah ayat Al Quran :
وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan janganlah kamu saling bertengkar, nanti kamu jadi gentar dan bilang kekuatanmu dan tabahlah kamu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang tabah.” (Q.S. Al Anfal : 46).
Hadrotussyeikh Hasyim Asyari juga memberikan sebuah nasehat kepada jamiyyah untuk saling dan kompak dengan menambahkan maqolah dari Imam Suyuthi :
فَإِنَّ الْاجْتِمَاعَ وَالتَّعَارُفَ وَالاتِّحَادَ وَالتَّالُفَ هُوَ الْأَمْرُ الَّذِي لَا يَجْهَلُ أَحَدٌ مَنْفَعَتَهُ. كَيْفَ وَقَدْ قَالَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ فَإِذَا شَدَّ الشَّاذُ مِنْهُمْ اخْتَطَفَتْهُ الشَّيْطَانُ كَمَا يَخْتَطِفُ الذِّئْبُ مِنَ الْغَنَمِ. ذَكَرَهُ الحافظ السيوطي
Sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan hal yang tidak seorangpun tidak mengetahui manfaatnya. Betapa tidak. Rasulullah SAW benar-benar telah bersabda yang artinya: “Tangan Allah bersama jama’ah. Apabila diantara jama’ah itu ada yang memencil sendiri, maka syaitan pun akan menerkamnya seperti balnya serigala menerkam kambing.” (al-Hafidz As-Suyuthy).
Bahkan Hadrotussyeikh Hasyim Asyari juga memberikan kepemahanan bahwasanya suatu umat atau organisasi juga saling membutuh satu sama lain selayaknya anggota tubuh, maka dari itu Kerjasama dan kekompakan merupakan sebuah dasar organisasi yang tidak hanya sebuah omongan tanpa dasar. Dalam Muqodimmah Qanun Asasi terdapat sebuat bait syair :
الْأُمَّةُ الْوَحِيدَةُ كَالْجِسْ مِ وَأَفْرَادُهَا كَالْأَعْضَاءِ
Suatu umat bagai jasad yang satu, orang-orangnya ibarat anggota-anggota tubuhnya
كُلُّ عُضْوِ لَهُ وَظِيفَةُ صُنْعِ لَا تَرَى الْجِسْمُ عَنْهُ فِي اسْتِغْنَاءِ
Setiap anggota punya tugas dan perannya, jangan kau anggap tubuh tidak membutuhkannya.
Muqodimmah Qanun Asasi sebagai media organisasi dalam mengaji dan mengkaji dasar organisasi yang diharapkan oleh Hadrotussyeikh Hasyim Asyari, jika kita mengurusi dan mempertahankan Nahdlatul Ulama akan diakui menjadi santri beliau maka dari itu selayaknya kita memantaskan diri untuk menjadi santri dengan jihad Khidmah di organisasi. Nahdlatul Ulama berdiri dengan penuh cinta dan cinta seperti yang disampaikan oleh hadrotussyeikh dalam Muqodimmah Qanun Asasi :
فَهَتُمُوْا كُلُّكُمْ وَمَنْ تَبِعَكُمْ جَمِيعًا مِنَ الْفُقَرَاءِ وَالْأَغْنِيَاءِ وَالضُّعَفَاءِ وَالأَقْوِيَاءِ إِلَى هَذِهِ الْجَمْعِيَّةِ الْمُبَارَكَةِ الْمَوْسُوْمَةِ بِجَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ العُلَمَاءِ. وَادْخُلُوهَا بِالْمَحَبَّةِ وَالْوِدَادِ وَالْأُلْفَةِ وَالاتِّحَادِ. وَالإِتِّصَالِ بِأَرْوَاحِ وَأَجْسَادٍ
Marilah anda semua dan segenap pengikut anda dari golongan para fakir miskin, para hartawan, rakyat jelata dan orang-orang kuat, berbondong-bondong masuk Jam’iyyah yang diberi nama “Jam’iyyah Nahdlatul Ulama” ini. Masuklah dengan penuh kecintaan, kasih sayang, rukun, bersatu dan dengan ikatan jiwa raga.
فَإِنَّهَا جَمْعِيَّةُ عَدْلٍ وَأَمَانٍ وَإِصْلَاحٍ وَإِحْسَانٍ وَإِنَّهَا حُلْوَةٌ بِأَفْوَاهِ الْأَخْيَارِ غُصَّةٌ عَلَى غُلَاصِمِ الْأَشْرَارِ. وَعَلَيْكُمْ بِالتَّنَاصُحِ فِي ذَلِكَ وَحُسْنِ التَّعَاوُنِ عَلَى مَا هُنَالِكَ بِمَوْعِظَةٍ شَافِيَةٍ وَدَعْوَةٍ مُتَلَافِيَّةٍ وَحُجَّةٍ قَاضِيَةٍ. وَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ لِتَنْقَمِعَ الْبِدَعُ عَنْ أَهْلِ الْمَدَرِ وَالْحَجَرِ
Karena sesungguhnya, ini adalah jam’iyyah yang lurus, bersifat memperbaiki dan menyantuni. Ia manis terasa di mulut orang-orang yang baik dan bengkal di tenggorokan orang-orang yang tidak baik. Dalam hal ini hendaklah anda sekalian saling mengingatkan dengan kerjasama yang baik, dengan petunjuk yang memuaskan dan ajakan memikat serta hujjah yang tak terbantah. Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang.
Maqolah tersebut menjadi bekal dan kekuatan setiap anggota untuk terus menyuarakan kebenaran dan memperteguh ikatan dalam organisasi. Memperbaiki organisasi berawal dalam diri lalu rengkuh setiap anggota dengan kerukunan dan Kerjasama yang baik, membentuk jamiyyah Nahdlatul Ulama yang tidak melupakan hakekat, esensi dan tekad dari Hadrotussyeikh Hasyim Asyari. Beliau menyatakan sebuah organisasi akan memiliki kekuatan jika dibalut dengan kebersamaan dan kerukunan, seperti bait puisi dalam Muqodimmah Qanun Asasi :
فَلِلَّهِ دَرُّ مَنْ قَالَ وَأَحْسَنُ فِي الْمَقَالِ
Sungguh, benarlah kata penyair yang mengatakan dengan bagusnya dalam puisi :
كُوْنُوْا جَمِيعًا يَا بُنَيَّ إِذَا عَرَا * خَطْبُ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا أَحَادًا
“Berjamaahlah kalian wahai anak-anakku, jika kegentingan dating melanda, dan jangan ada bercerai-berai, sendiri-sendiri.
تَأْبِيَ الْقِدَاحُ إِذَا اجْتَمَعْنَ تَكَسُّرًا * وَإِذَا افْتَرَقْنَ تَكَسَّرَتْ أَفْرَادًا
Cawan-cawan tidak akan pecah bila bersama, tetapi ketika bercerai, maka satu persatu akan pecah berderai.”
Ketika kita merasa bahwasanya bagaimana manfaat berorganisasi, Hadrotussyeikh telah memberikan jawabannya satu abad yang lalu dengan penuh keyakinan Hadrotussyeikh menyampaikan pendapat dari Sayyid Ahmad bin Abdillah As Saqaf :
قَالَ السَّيِّدُ أَحْمَد بن عَبْدِ اللهِ السَّقَاف : إِنَّهَا – جَمْعِيَّةُ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ – الرَّابِطَةُ قَدْ سَطَعَتْ بَشَائِرُهَا، وَاجْتَمَعَتْ دَوَائِرُهَا، وَاسْتَقَامَتْ عَمَائِرُهَا فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ عَنْهَا، أَيْنَ تَذْهَبُوْنَ, أَيُّهَا الْمُعْرِضُوْنَ كُوْنُوْا مِنَ السَّابِقِينَ، أَوْ لَا، فَمِنَاللاحِقِينَ، وَإِيَّاكُمْ أَنْ تَكُونُوا مِنَ الْخَالِفِينَ فَيُنَادِيْكُمْ لِسَانُ التَّفْرِيعِ بِقَوَارِعَ
Sayyidia Ahmad bin Abdillah As Saqqaf berkata: “Sesungguhnya Jam’iyyah Nahdlatul Ulama ini merupakan perhimpunan yang telah menampakkan tanda-tanda menggembirakan, daerah-daerah menyatu, bangunan-bangunannya telah berdiri tegak, lalu kemana kamu akan pergi? Kemana?”. “Wahai orang-orang yang berpaling, jadilah kamu orang-orang pertama, kalau tidak orang-orang yang menyusul (masuk jam’iyyah ini). Jangan sampai ketinggalan, nanti suara penggoncang akan menyerumu dengan goncangan-goncangan.
Di Akhir Hadrotussyeikh menutup dengan sebuah ayat Al Quran yang terselip harapan serta doa untuk kami seluruh umat Jamiyyah Nahdlatul Ulama :
رَبَّنَا وَأَتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ. ( ال عمران 194 )
Ya Tuhan kami, karuniakanlah kami apa yang Engkau janjikan kepada kami melalui utusan-utusan Mu dan jangan hinakan kami pada hari kiyamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji. (Q.S. Ali Imron:194)
Dasar dasar yang dikemukakan oleh Hadrotussyeikh membawa kami pada landasan yang mampu diikuti dan dibaktikan dalam tubuh organisasi Nahdliyin. Kiranya kita selayaknya nyantri dalam berorganisasi, mengedepankan akhlak dan adab tidak hanya kekuasaan dan popularitas saja. Bentuk Khidmah dengan ranah organisasi harus dibentuk dalam dasar yang dikemukakan oleh Hadrotussyeikh agar kita satu tujuan dan satu jalan dengan apa yang Hadrotussyeikh inginkan. Kita implementasikan bahwa kita menjadi anggota IPNU dan IPPNU yang pantas dinyatakan “Santri” atas dasar Khidmah organisasi yang berlandaskan dari sebuah kitab Muqodimmah Qanun Asasi.
Oleh : Aqila Hilwa



