Menu Tutup

Peran IPNU & IPPNU Dalam Pengembangan Pendidikan Karakter Kepemimpinan

Ilustrasi (Amir)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani sebagian besar dari kehidupan dalam beberapa komunitas atau organisasi (atau sedikitnya, dipengaruhi oleh berbagai macam organisasi).

Komunitas dan organisasi ini dibentuk oleh manusia. Tujuannya untuk melaksanakan atau mencapai hal-hal tertentu, yang memiliki tujuan bersama, sehingga tidak mungkin dijalankan dengan perseorangan.

Organisasi merupakan elemen yang amat diperlukan didalam kehidupan manusia (apalagi dalam kehidupan modern). Organisasi membantu kita melaksanakan hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai individu.

Organisasi merupakan bagian dari lingkungan tempat kita bekerja, tempat kita bermain. organisasi adalah tempat kita melakukan apa saja, wadah ini memengaruhi kehidupan. Sebaliknya, kita dapat mempengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi dapat memenuhi aneka macam kebutuhan manusia. Kebutuhan itu misalnya kebutuhan emosional, spiritual, intlektual, ekonomi, politik, psikologis, sosiologis, kultural, dan sebagainya.

Salah satu output yang dihasilkan dalam berorganisasi ialah meningkatkan skill dan kapabilitas seseorang, maksudnya dengan berorganisasi, seseorang dapat melaksanakan aneka macam tugas atau pekerjaan secara lebih efisien dibandingkan dengan situasi apabila hanya bekerja sendiri tanpa bantuan pihak lain.

Harus diakui bahwa banyak hal yang ingin dikerjakan oleh manusia, hanya dimungkinkan melalui upaya-upaya terorganisasi. Melalui bantuan organisasi, manusia dapat mengembangkan sistem hukum dan pemerintahan, dalam dunia modern ini dapat pula diciptakan.

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di singkat dengan IPNU yang didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H bertepatan pada hari rabu, tanggal 24 Februari 1954 M di Semarang. Sejak berdirinya IPNU menjadi bagian dari LP Ma’arif dan baru pada tahun 1966 M, ketika diselenggarakan kongres IPNU di Surabaya, IPNU resmi melepaskan diri dari LP Ma’arif dan menjadi badan otonom NU. Yang didirikan oleh M. Tolhah Mansur (Yogyakarta) sebagai ketua umum. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara IPNU berdasar 5 Sila.

IPNU berakidah islam ahlusunnah waljama’ah yang pada bidang kalam mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansyur Al Maturidi dalam bidang fiqih Mengikuti salah satu dari madzab empat imam serta dalam bidang Tasawuf mengikuti imam Junaid Al Baghdadi dan Abu Hamid Al Ghazali.

IPNU adalah organisasi yang bersifat keter pelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan. Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan dan kebhinekaan serta bertanggung jawab atas terlaksananya syariat Islam Ahlusunnah Waljamaah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 demi tegaknya NKRI.

Dalam rangka mendorong dinamika organisasi yang profesional, inovatif, kreatif, dan progresif, maka kader IPNU harus berusaha semaksimal mungkin mewujudkan untuk selalu belajar (learning), baik dalam aspek pemikiran, perilaku, penataan mental/karakter.

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Jika IPNU berisikan pelajar laki-laki, maka untuk pelajar perempuan ada IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama yang didirikan pada tanggal pada tanggal 8 Rajab 1374 H bertepatan pada tanggal 2 Maret 1955 M d Malang Jawa Timur. Ketua umum/Ketua pertamanya yaitu Hj.Umroh Mahfudoh.

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama adalah organisasi keterpelajaran, kemasyarakatan dan keagamaan yang bersifat nirlaba. IPPNU menyadari bahwa penorehan tinta emas tersebut bukanlah hal yang mudah untuk diimplementasikan pada alam reformasi, alam yang penuh dengan keterbukaan.

Tujuan organisasi ini adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham Ahlusunnah Waljamaah dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.


Disadari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pentingnya peran IPPNU bagi pelajar, antara lain sebagai gerbong besar transformasi kesadaran dalam meluruskan generasi muda agar tidak tergerus pada pragmatisme jangka pendek kalangan pelajar atau jebakan implikatif dari arus besar globalisasi. Karena harus disadari bahwa pesatnya perkembangan peradaban modern seperti sekarang ini, mengakibatkan tumpukan problematika yang kian lama kian sulit untuk diatasi.

Pendidikan Karakter Kepemimpinan

Pendidikan mempunyai definisi yang sangat luas, yang mencakup semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta ketrampilan kepada generasi selanjutnya sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidup mereka, baik jasmani begitu pula rohani.

Secara konseptual, banyak pendapat yang mendefinisikan tentang pendidikan, antara lain : Ahmad D. Marimba yang merumuskan pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani maupun ruhani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Pengertian ini sangat sederhana meskipun secara substansi telah mencerminkan pemahaman tentang proses pendidikan. Menurut pengertian ini, pendidikan hanya terbatas pada pengembangan pribadi anak didik oleh pendidik.

Pendidikan adalah seluruh aktifitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian, baik jasmani dan ruhani, secara formal, informal dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi (baik nilai insaniyah maupun ilahiyah).

Istilah karakter yang dalam bahasa Inggris character, berasal dari istilah Yunani, character dari kata charassein yang berarti membuat tajam atau membuat dalam.Karakter juga dapat berarti mengukir.

Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang di ukir. Karakter seseorang biasanya akan sejalan pada perilakunya, bila seseorang selalu melakukan aktifitas yang baik, seperti sopan berbicara, suka menolong ataupun menghargai sesama, maka kemungkinan besar karakter orang tersebut juga baik begitupun sebaliknya.

Suyanto mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Karakter adalah nilai-nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan diejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil pola pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdaarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan perasaannya.

Salah satu cara membangun karakter adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang ada, baik itu pendidikan keluarga, masyarakat atau pendidikan formal di sekolah harus menanamkan nilai-nilai untuk pembentukan karakter.

Menurut Zubaedi pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yang intinya merupakan program pengajaran yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat peserta didik dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional), dan ranah skill (ketrampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat dan kerja sama).

Budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya. Sementara watak merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, kebiasaan, dan nilai moral seseorang yang baik. Budi pekerti juga mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai-nilai hidup.

Di lihat dari bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua dan sebagainya.Sedangkan Istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseoang berkaitan dengan kemampuannya memengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi aktifitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Dari sini dapat dipahami bahwa tugas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu, yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.

Peran IPNU & IPPNU Dalam Dunia Pendidikan

IPNU & IPPNU sebagai organisasi pengkaderan sangat efektif dalam menyokong sumber daya manusia Indonesia. yang berfungsi sebagai wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam bidang pendidikan, keterpelajaran.

IPNU & IPPNU mempersiapkan kader-kader penerus NU yang mampu melaksanakan dan mengembangkan Islam Ahlusunnah Waljamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah. Selain itu juga menjadi wadah komunikasi pelajar untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah, islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.

Disinilah IPNU & IPPNU mengenalkan wawasan keterpelajaran dimana menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan pemberdayaan SDM terdidik yang berilmu, berkeahlian dan visioner. Dan wawasan ini menyebabkan pembentukan karakter (toleransi, kemandirian, ketekunan, dan pencapaian prestasi terbaik) terpola melalui aktivitas di sekolah.

Yang tidak kalah penting adalah IPNU & IPPNU ikut mempelopori pendidikan berbasis keagamaan dan keorganisasian, pelajar tidak hanya dijejali dengan materi kurikulum formal saja.Sekolah dan organisasi pelajar merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisah.

Sekolah dengan mentransfer ilmu akan menghasilkan kepandaian (intelegensi). Sementara organisasi dengan kegiatan positif akan mencetak wawasan kedewasaan dan kemandirian. Lembaga pendidikan mempunyai target untuk membuat siswa pandai dan dewasa.

Penulis : Suharningsih
Editor : Hafedz Maschun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *