KH. Bisri Syansuri, beliau lahir dari keluarga penganut tradisi keagamaan yang sangat kuat. Dilahirkan pada tanggal 28 Dzulhijjah 1304 H atau 18 September 1886 di desa Tayu, Kabupaten Pati, provinsi Jawa Tengah.
Beliau merupakan putra dari Abd Shamad dengan ibunya bernama Mariah. Beliau merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Masa Kecil, dan Remaja
Sejak usianya masih kecil (sekitar 7 tahun), beliau mulai belajar membaca Al-quran serta ilmu tajwid kepada KH.Sholeh di Tayu selama tiga tahun.
Selanjutnya beliau pergi mengembara mendalami ilmu agama di beberapa pesantren lokal. Salah satu guru pertama beliau di Pondok pesantren adalah KH Abdul Salam di Kajen, Jawa Tengah.
Memasuki usia remaja, beliau berguru kepada beberapa ulama besar di Indonesia. Diantaranya adalah KH.Kholil Harun Kasiangan (Rembang) dan KH.Syua’ib (Sarang, Lasem). Kemudian beliau melanjutkan dengan mendalami ilmu fiqih kepada KH.Kholil (Bangkalan, Madura).
Di bawah bimbingan Mbah Kholil Bangkalan, beliau bertemu dengan KH.Abdul Wahab Hasbullah yang kemudian membawanya untuk nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, yang kala itu diasuh oleh Hadhratusyaikh KH Hasyim Asy’ari.
Kegigihan beliau dalam mencari ilmu tidak sampai disitu, beliau pun melanjutkan pendidikannya di kota Makkah, Arab Saudi dan berguru kepada sejumlah ulama terkemuka di sana.
Di antara guru-guru beliau di tanah suci adalah:
- Syekh Muhammad Sa’id Al-Yamani.
- Syekh Muhammad Baqir.
- Syekh Muhammad Sholeh Bafadlol.
- Syekh Umar Bajened.
- Syekh Abdullah.
- Syekh Jamal Maliki.
- Syekh Mahfudz Termas.
KH Bisri Syansuri memperdalam ilmunya di Makkah sambil menetap disana. Beliau kemudian dinikahkan dengan adik perempuan dari KH.Abdul Wahab Hasbullah yang bernama Nur Khodijah.
Dari hasil pernikahannya tersebut, kemudian lahirlah sembilan orang anak. Namun sayang anak pertamanya saat itu meninggal dunia ketika usianya masih kecil. Sementara anak kedua dan seterusnya diantaranya adalah:
- Ahmad Athoillah (K.H Ahmad Bisri) anak ke-2.
- Muassomah
- Muslihatun.
- Sholihah.
- Musyarofah.
- Solihun.
- Ali Abdul Aziz.
- Dan Shohib.
Kontribusi K.H Bisri Syansuri Sebagai Tokoh Pendiri NU
Beliau merupakan merupakan salah satu tokoh pendiri NU yang kala itu juga ikut menghadiri pertemuan besar di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926.
Hasil pertemuan yang dihadiri semua ulama dari seluruh nusantara kemudian menyepakati berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Saat itu pula, KH Bisri Syansuri ditetapkan sebagai A’wan pertama dalam organisasi tersebut.
Selanjutnya, pada tahun 1947, KH Bisri Syansuri ditunjuk bersama sebagai wakil Rais ‘Aam NU. Saat itu, Rais ‘Aam dijabat oleh kakak iparnya sendiri, yakni KH.Abdul Wahab Hasbullah yang menggantikan posisi KH Hasyim Asy’ari yang sudah wafat. Beliau menjabat sebagai wakil Rais ‘Aam menggantikan posisi KH. Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1971 sampai akhir hayatnya.
Salah satu upaya penting beliau terhadap NU yaitu menjadi seorang penggerak dalam perjuangan mengembangkan organisasi Nahdlatul Ulama di daerah kediamannya, Jombang.
Selain itu, KH Bisri Syansuri juga dipercaya sebagai penghubung setiap agenda acara kegiatan sehari-hari dalam kepengurusan NU pusat di Surabaya, sekaligus menjadi penghubung antara Kyai Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar dengan KH. Abdul Wahab Hasbullah.
Beliau jugalah yang dipercaya Kyai Abdul Wahab Hasbullah dari kalangan Ulama untuk menjemput Hadhratusyaikh Hasyim Asy’ari dari Tebuireng ke Surabaya dalam acara peresmian organisasi Nahdlatul Ulama.
Sumber dari toriqa.com
Penulis :Fajar Arifatkhul Jannah
Editor : Misbah
