Menu Tutup

Batang Jadi Kota Industri, Kita Jadi Apa?

Ilustrasi oleh Hafedz

Tentu kita semua sudah tahu dalam waktu dekat di Kabupaten Batang akan berdiri pabrik-pabrik yang tidak hanya berskala nasional tapi juga internasional. Yang nantinya akan terjadi pula penyerapan ribuan tenaga kerja dari seluruh Indonesia.

Saat ini, proyek yang sudah berjalan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara yang ada di Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang ada di daerah Gringsing, serta PT. Nestle yang ada di Wonosegoro, Kecamatan Bandar. Dengan maraknya pembangunan diatas, tentu ada sisi positif dan sisi negatif yang ditimbulkan.

Di masyarakat Batang sendiri ada yang mendukung dan juga ada yang menentang dengan adanya proyek pembangunan proyek tersebut, salah satunya adalah KITB, yang hingga kini tak sedikit pihak yang menentang adanya mega proyek di wilayah Gringsing tersebut.

Dari segi positif dengan adanya kawasan industri tersebut, nantinya akan banyak pabrik yang membutuhkan ribuan tenaga kerja yang tentu saja akan mengurangi angka pengangguran, selain itu juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Batang. Karena dengan adanya kawasan industri, sektor lain seperti di bidang jasa, perdagangan, kuliner dan pariwisata juga akan mengalami peningkatan.

Akan tetapi, di lain sisi juga akan ada dampak negatif yang sekarang sudah mulai menghantui, seperti kerusakan lingkungan, pencemaran udara, konflik sosial dan yang paling penting adalah persaingan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin meningkat. Pertanyaannya, sudah siapkah kita sebagai warga pribumi kabupaten Batang menghadapi persaingan tersebut?

Sudah barang pasti kedepan Kabupaten Batang akan menjadi tujuan para pencari kerja dari seluruh seluruh Indonesia. Apalagi angka angkatan kerja di usia produktif masih sangat tinggi. Jika kita sebagai putra daerah tidak siap menghadapi kompetisi, maka kita hanya akan menjadi penonton di daerah sendiri. Sangat disayangkan bukan?

Dari itu semua saya ingin menyampaikan, bahwasanya kita sebagai pemuda dan masih di usia pelajar harus mempersiapkan diri dari sekarang. Saya berharap, dari organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) & Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) yang menjadi wadah sekaligus tempat berjuang para pemuda dan pelajar juga turut andil dalam menyiapkan era persaingan tersebut.

Melalui IPNU & IPPNU juga mungkin bisa sering melakukan kajian-kajian atau diskusi yang mana rumusan masalahnya bukan lagi tentang apa yang akan terjadi tapi bagaimana cara menyikapi dengan adanya kawasan industri di kabupaten Batang.

Kita bisa menggandeng lembaga-lembaga lain yang ada di Nahdlatul Ulama yang memang ada kaitannya dengan bidang tersebut, mengundang narasumber yang bisa kita jadikan podcast atau melakukan audiensi dengan pemangku kebijakan yang mana goal-nya adalah dengan meminta pemerintah daerah membuat Peraturan Daerah (PERDA) tentang jaminan kuota lowongan pekerjaan untuk masyarakat Batang (lokal) lebih besar daripada pendatang.

Penulis : @slem. Sp

Editor : Maschun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *