Menu Tutup

Raja yang Sebenarnya

Ilustrasi | Pelajar NU Batang

Cahaya timur mulai menjingga di tepi cakrawala malam yang segera berakhir. Sang raja sudah terbangun dari peraduannya memakai baju kebesarannya untuk menghadap raja yang lebih agung darinya. Lama ia mengadu padanya, bercengkerama dan bersenda gurau membicarakan masalah masalah negeri nya.

Diusia yang sudah tak muda lagi, Baginda raja ditemani oleh permaisuri yang begitu setia menemaninya tak jarang ia juga membantu mengurus Negerinya. Ia hidup hanya berdua, para putra mahkotanya ia suruh untuk berkelana ke penjuru negeri dan menyembunyikan jati diri yang sebenarnya. Negeri yang ia pimpin kini semakin kehilangan arahnya, lebih-lebih saat ini usia yang sudah tua tak kuat lagi memimpin kerajaannya sehingga ia mempercayakan sepenuhnya pada para pelayan-nya yaitu pada para penasehatnya. Mahapatihnya, Demang-demang dan para Adipati di bawahnya untuk mengurusi jalannya pemerintahan kerajaannya. Tapi semuanya itu lebih mementingkan jabatannya, pangkatnya, saling memperebutkan kekuasaan dan saling menumpuk harta hingga lalai akan tugas dan kewajibannya.

Dalam negeri yang makmur, kaya akan sumber daya, gemah Ripah loh jinawi semua rakyatnya bahagia, mandiri dan bebas untuk melakukan apapun. Hukum tidak begitu penting bahkan para pelayan hidupnya lebih makmur dan fasilitasnya lebih lengkap daripada rajanya, bukanlah itu negeri yang begitu indah?.

Di negeri yang ia pimpin ada suatu pesta 5 tahunan yang sangat ditunggu oleh para rakyatnya. Dalam pesta tersebut semua boleh mengikuti dan ikut Serta menjadi peserta lomba, yaitu lomba memperebutkan hati sang raja untuk dijadikan pelayanannya. Dari berbagai kalangan menyambutnya dengan riang gembira, ada yang dari kalangan bangsawan, petani, pedang, perompak, maling, tirani bahkan dari para petahana dan pemilik modal pun ikut Serta dalam lomba tersebut.

Sebenarnya pesta hanya berlangsung di satu hari dan itu serentak dilaksanakan di seluruh penjuru negeri tapi persiapan para pesertanya sudah disiapkan jauh jauh hari bahkan ada yang sudah dimulai 2 tahun sebelumnya. Memakai kostum kostum terbaiknya, merayu, menawarkan program, menebar janji janji, Adapula yang melalui lobi-lobi, mengerahkan masa, membayar media, menunggangi kitab kitab agama, merekrut tokoh agama dan semua peserta memacak seperti itu demi memenangkan hati sang raja.

Raja yang sedari dulu merasa kesepian, terabaikan, menderita dengan kesendirian dan ketidak-mampunya mengurus Negerinya merasa sangat senang dan gembira melihat antusias rakyatnya untuk membantu mengurus Negeri dan menjadi pelayannya sehingga ia terlena oleh bujuk rayunya menjadikannya ia lupa dengan apa yang dilakukan para pelayan 5 tahun sebelumnya.

Kini pesta telah berlalu. Sang raja sudah menemukan para pelayan baru, ada wajah lama yang terpilih lagi ada pula wajah wajah baru yang kini menjadi pelayan sang raja. Dengan penuh keyakinan dan kesadaran sang raja menitah kan pada para pelayan barunya untuk mengurus negerinya dan menjadi pelayan akan kebutuhan dan hak rajanya dan semua pelayan serentak menjawab ” siap baginda !”.

Hingar bingar pesta telah berakhir. Semua kembali pada kehidupan masing-masing, tak terkecuali para pelayan baru yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Yang perampok jadi perampok, yang pebisnis jadi pebisnis, yang tirani jadi tirani yang membedakan ketika dulu sulit kini jadi lebih mudah karena ia sudah ada di dalam istana sang rajanya. Dan sang raja pun kembali merasakan kesepian, terabaikan, menderita dan hanya bisa berharap menanti pesta 5 tahun lagi.

Penulis: Slemz.sp
Editor: Maschun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *